Tulisan itu sebuah karya yang terkadang dipandang sebelah mata oleh mereka yang tidak mengerti betapa indahnya menulis

Minggu, 25 April 2010

Pemikiran Abnormal Gw

Waktu gw lagi ngapalin buat ujian matkul Abnormal. Gw malah dapet inspirasi buat nulis. Sebenarnya bukan inspirasi, tapi lebih kepada pertanyaan dari pemikiran otak dangkal gw. So, ga usah dijadiin teori yang bener karena gw juga belum tentu bener. Yah cuma iseng.

Berhubung waktu itu belum bisa dimasukin ke blog. Jadinya gw tulis dulu dikertas HVS yang gw pake sebenarnya buat nulis rangkuman gw. :p

Met Baca.. Jangan dimasukin hati. Masukin otak aja.

18 April 2010
Semakin saya membaca dengan sungguh-sungguh. Hampir setiap jenis abnormal rasanya ada pada diri saya. Apa anda juga begitu?

Semakin mendalami, mempelajari, semakin banyak pula pertanyaan yang muncul. Apa anda juga begitu?

Saya mendapatkan sebuah kalimat begini "Karena kita tidak memiliki contoh manusia normal yang ideal maka sulit mengklasifikasikan normal dan abnormal". Yah.. kira-kira begitu isinya. Tapi justru karena saya semakin membaca buku abnormal ini, rasanya semakin luas saja yang termasuk kedalam abnormalitas itu. Bahkan kadang saya merasa abnormal itu terlalu luas porsinya daripada normal itu sendiri. Yang sebenarnya, pada intinya normal itu ialah "sama seperti pada umumya" (dosen Abnormal saya juga bilang begitu). Dan abnormal ialah berbeda dari umumnya.

Tapi, coba kita ambil contoh Orang yang sakit mental atau sakit jiwa (sebutan untuk orang gila bagi kami orang psikologi). Ketika mereka yang sakit mental itu berada ditengah-tengah orang yang tidak sakit jiwa atau normal. Sudah jelas bahwa mereka itu pasti orang sakit jiwa. Ya pasti semua orang pun tau jika mereka bertemu orang sakit jiwa itu di pinggir-pinggir jalan mereka pasti berpikir atau mengucap "orang gila tuh" dengan kata lain menurut kami (orang psikologi) abnormal. Tapi, dosen saya bilang "Kalau kita yang bisa dibilang normal, berada di rumah sakit jiwa atau di tengah-tengah orang-orang yang sakit jiwa, artinya kita yang abnormal". (jika dilihat menurut pengetrian normal yang tadi). Bisa begitu ya? Padahal, orang yang sakit jiwa itu sudah jelas ciri-cirinya alias simtom-simtomnya ada dalam teori-teori abnormal. Tapi kenapa orang yang tidak sakit jiwa yang berada ditengah-tengah orang sakit jiwa bisa dikatakan abnormal pula?

Jadi, mungkin menurut pemahaman saya yang masih mendalami ilmu jiwa atau psikologi ini. Sebenarnya sebutan abnormal/normal bisa kita lihat dari mana kita mengambil pengertiannya.

Lalu, bagaimana menurut anda?

bagi-bagi waktu

wah..wah.. ternyata gw keteteran untuk bagi waktu nih. hm..sok sibuk ya gw. ya gitu deh. menyibuk-nyibukkan diri. ga ada kegiatan yang inti ato wajib selain kuliah buat saat ini. gw cuma lagi asyik aja ngejalanin apa yang gw suka tanpa tuntutan. yup! gw benci tuntutan dan peraturan.

sekarang ini gw lagi ngejalanin sebuah terapi. terapi? iya terapi. terapi ga resmi. kenapa gw bilang ga resmi? solanya bukan terapi dari lembaga atau psikolog atau dokter resmi. cuma belajar dari apa yang udah gw pelajarin aja dikampus. yah..ini mungkin ya kenapa Allah ngarahin gw masuk ke jurusan ini. psikologi. so, terapi gw itu cuma menghilangkan beberapa trauma gw aja. trauma yang mungkin aga ga masuk akal buat lu nonpsi. ga mesti gw jelasin kali yah ga penting juga ko.

selain gw lagi jalanin terapi. gw juga lagi seneng dengan "maenan" baru gw. maksud gw. DA. DeviantART. hehe.. mungkin gw telat. tapi gpplah. gw seneng banget di DA. karya gw lebih dihargain aja gitu. seneng deh. hehe.. nah, kerjaan gw juga udah nunggu tuh. editan2 foto yang udah ngantri buat dimasukin ke DA.

juga otak gw yang lagi sibuk nampung banyak ide buat ditulis tapi blm sempet aja. mungkin tepatnya gw belom nyempetin aja. kemarin2 emang gw lagi seneng beredar. soalnya kalo udah depan laptop bisa berjam2 ga kerasa. makannya, sekarang aga dijaga nih. so, gw lagi memperbanyak take shoot dulu. (istilah yg gw bikin sendiri). alhasil, pada ngantri deh buat di retouch. (istilah yg sering gw denger).

kayanya, gw mesti bagi2 waktu lagi biar teratur deh. soalnya kalo udah keranjingan di photography. ini blog jadi gw cuekin. udah keranjingan disini. photo jadi kecuekin. mana gw sekarang lagi seneng baca komik. hoho.. jadi lagi sering ngenet di kampus juga ato cuma nongkrong ato cuma pinjem komiknya. yaa gitu deh.. yang jelas beredar dari kandang.

oke deh Na, kumpulin nyali lu. and tetep inget "be your self!!!"

Selasa, 06 April 2010

Maaf.. Egoiskah Aku?

Maaf..
Bukan aku tidak memikirkan.
Maaf..
Bukan aku tidak mau berusaha.
Maaf..
Bukan aku tidak peduli.
Maaf..
Bukan aku tidak ingin.
Maaf..
Bukan aku tidak senang.
Dan.. Maaf..
Bukan aku tidak sayang.
Tapi aku hanya tidak ingin tertekan lagi untuk saat ini.
Egoiskah aku?

Minggu, 04 April 2010

Indonesian Idol dan Ade Gw

Hanya sekedar ingin berbagi tawa….

Malem itu, ada Indonesian Idol di RCTI. Yaahh babak workshop pertama. Dan gw termasuk orang yang mengikuti perkembangan acara ini. Beberapa kontestan tahun ini ada yang kulitnya hitam. Bukan hitam benar2 hitam, tapi kucel alias dekil. Ya mungkin karena sering kena matahari atau bermain lumpur (ngaco lagi gw). Dan gw inget2 ke generasi Idol tahun2 kemarin, mereka juga ada yang tadinya kliatan kucel atau sedikit tidak terawatt atau berjerawat dsb. Lalu gw bilang

“tiap generasi ada aja yang kucel2 item gitu yah, tapi kalo udah masuk idol pasti jadi pada putih bersih”

Nyokap gw ga respon, tapi diluar dugaan gw, ade gw ngejawab dengan muka lempengnya dan wajah tak berdosa alias watados itu

“yaudah Ni (Dari Uni panggilan gw dirumah), ikutan Idol aja atuh”

Refleks nyokap langsung ngakak dan gw bengong. Emangnya gw seitem itu????!!


Tasikmalaya, 4 April 2010, 17:27

Bangunan Kokoh Itu...

Inilah bangunan yang menghalangi kenikmatan mata saya untuk berlibur melihat hijaunya alam..

Saya menulis dari kursi ruang tamu tepat depan pintu yang biasa saya nikmati untuk melihat pemandangan gunung yang menawan. Setiap hari saya selalu merindukan rumah saya. Saya rindu kesunyian disini, ketenangan disini, perasaan yang saya rasakan jika berada di rumah, dan segala sesuatu tentang rumah saya dan sekitarnya. Saya rindu untuk melihat gunung yang Nampak dekat dan cukup jelas daripada gunung dari jendela atau atap kosan saya. Saya merindukan udara pagi yang segar sekali masuk ke paru-paru saya. Teduh, sejuk, nyaman dan bebas yang tidak bisa saya rasakan di kota saya menuntut ilmu. Dan sekarang saya berada disini.

Tapi, sungguh sangat menyesal dan disayangkan. Sekarang, tempat favorit saya untuk menikmati pemandangan indah itu telah tertutup oleh sebuah bangunan kokoh yang besar dan tinggi milik salah satu tetangga saya yang mempunyai usaha baju muslim. Dan dia membangun sebuah bangunan besar ini untuk pabriknya. Saya menghela nafas ketika tersadar bahwa saya tidak bisa lagi menikmati keagungan Tuhan dari dalam rumah saya. Walau saya masih bisa menikmatinya tapi dengan berjalan keluar rumah, tapi itu tidak sebebas dan senikmat ketika saya bersantai dikursi ini.

Sebenarnya, selain menutupi keindahan alam. Bangunan itu pun menutupi penglihatan rel kereta yang berada dekat dengan rumah saya. Sehingga, jika ada kereta api akan melewati rel yang membelah jalanan itu, kereta tersebut tidak akan terlihat. Sehingga, sangat rawan kecelekaan. Ahh.. apa mau dikata, mereka yang memiliki uang lebih yang terkadang bisa lebih berkuasa.

Sebuah Konsep

Baiklah, ahirnya saya menulis kembali. Sudah berapa hari ini saya berpikir dan berpikir apa yang akan saya tulis selanjutnya. Dan sebenarnya, itu sudah menumpuk dipikiran saya. Namun, belum ada satupun yang saya realisasilan.

Sudah beberapa hari ini saya membaca blog seorang kawan dari pacar saya. Dan saya sempat mengajaknya berkenalan juga menanyakan pengalamannya tentang menulis. Message yang dia balas di jejaring sosial itu nampak seperti sebuah tulisan yang ditulis bukan untuk sebuah message. Saya pikir dia hebat sekali menggunakan kata-kata dan menyusunnya dengan indah sehingga sangat nyaman untuk dibaca. Sambil saya membaca, saya bertanya pada diri saya, apakah saya bisa seperti itu? Sejujurnya, blog ini saya buat untuk mengeluarkan sisi lain saya yang (sepertinya) jarang terlihat dalam kehidupan nyata saya. Menurut saya pribadi, dalam dunia nyata saya adalah saya yang penuh dengan lika-liku kehidupan yang amat berkelok. Dan mungkin persentase kebagahiaan saya bisa lebih kecil (sedikit) daripada kesuraman saya. Ataupun sisi humor saya yang hanya saya tunjukkan pada orang-orang yang saya yakini telah mengenal saya. Saya berusaha untuk bisa membuat orang tertawa dan nyaman berada dekat saya. Tapi, itu jarang terjadi. Bukan maksud orang tidak nyaman dekat saya, hanya saya jarang membuat mereka tertawa karena saya. Mungkin.

Selain blog ini saya mempunyai blog lain yang isinya atau mungkin lebih tepat konsepnya bertolak belakang dengan yang ini. Tapi saya sendiri tidak tahu mana sebenarnya diri saya diantara keduanya. Saya juga tidak tahu percis akan seperti apa nantinya dan kemana arahnya. Jika saya tentukan sekarang, saya takut malah terikat dan merasa tidak bebas. Tapi jika tidak diarahkan saya takut terus tidak terarah entah sampai kapan. Tapi seiring dengan waktu, akhirnya saya hanya berpikir dan berpikir setiap akan menulis. Di blog yang mana, kategori apa, dibuat lucu atau serius saja, dan pemikiran2 lainnya. Yah.. karna saya tidak tahu akan masa depan yang sesungguhnya walau saya suka meramal dan menerawang (walau kadang masih meleset), mungkin lebih bijak jika saya serahkan semua pertanyaan saya pada sang waktu yang terkadang sangat bijak untuk menenggelamkan suatu hal yang tidak perlu diingat.

Tasikmalaya, 3 april 2010, 10:44 pagi